Kata
primitif sering digunakan untuk suatu kebudayaan atau masyarakat yang hidupnya
masih tergantung alam ataupun tidak mengenal dunia luar. Adapun kata primitif
ditujukan untuk seseorang yang tidak mempunyai kesopanan dalam perilakunya baik
secara verbal maupun secara fisik. Contoh dari tindakan primitif misalnya suatu
suku hidupnya bergantung pada alam meskipun dunia luar sudah mengalami
modernisasi, ataupun seseorang yang mengucapkan kata-kata kasar kepada orang
lain maka orang tersebut akan dianggap primitif.
Bagi
seorang primitif, ilmu merupakan “barang” yang aneh, karena ilmu di anggap di
luar dirinya. Orang-orang yang hidup di zaman primitif lebih menggunakan mitos
untuk dapat terus hidup.
Mitos
itu sendiri adalah suatu cerita rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa
lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di
dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau
penganutnya. Mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional yang pada umumnya
menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, para
makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul sebagai catatan
peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, seperti fenomena alam atau
sebagai suatu penjelasan tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan
pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan
sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas.
Ilmu
pengetahuan mulai berkembang pada zaman Yunani kuno dimana para filsuf mulai menggunakan
logika dalam berpendapat, salah satu tokoh yang sangat berpengaruh saat itu
adalah Aristoteles. Filsafat semakin berkembang dan mencapai puncak keemasannya
ketika zaman Plato. Setelah itu timbullah zaman kegelapan yaitu ketika ajaran
agama yang dibawa oleh kaum-kaum gereja mengusai dunia. Terjai banyak
peperangan, pembunuhan terhadap filsuf-filsuf yang bertentangan dengan gereja
dan pembakaran terhadap karya-karya filsuf Yunani.
Namun
dalam zaman kegelapan muncullah filsafat Islam, dimana para tokoh-tokohnya
masih mempertahankan sebagian dari karya-karya filsuf Yunani yang belum di
hilangkan oleh kaum gereja. Ketika Islam berkuasa melalui kerajaan Ottoman,
filsafat kembali berkembang pesat tanpa harus mengikuti aturan-aturan gereja,
yang disebut dalam zaman modern.
Pada
zaman modern atau saat ini, kaum Kapitalism terus berusaha untuk membuat “dunia
yang satu”, dunia yang sesuai dengan kepentingan-kepentingannya. Barbagai cara
mereka lakukan untuk menguasai dunia, diantaranya melalui Teknologi, Ekonomi
dan Politik.
Menurut
Prof. Marsigit, Obama adalah orang yang paling seksi di dunia. Dimana dia
adalah simbol dari
Powernow/Kapitalism. Apapun yang dilakukannya pasti mengandung tujuan-tujuan
tertentu yang berguna untuk kepentingan dirinya dan kaumnya.
Ketika
teknologi, ekonomi, dan politik yang dibawa oleh kaum Kapitalism masuk kedalam
suatu negara maka sudah dipastikan negara tersebut akan menjadi penganut dari
sistem Kapitalism. Efek dari penganut sistem Kapitalism adalah degradasinya
nilai-nilai spiritual.
Contonya
Indonesia. Negara yang pada zaman Soekarno dikenal dengan “Macan Asia” yang
berani mensejajarkan diri dengan Blok Barat maupun Blok Timur sekarang sudah
menjadi penganut dari Kapitalism. Banyak budaya-budaya luhur kita yang mulai
tergerus oleh budaya asing. Anak-anak sekarang lebih mengerti teknologi
daripada jati diri bangsa, lebih menikmati permainan modern daripada permainan
tradisional, dan orang tua lebih bangga jika anaknya menguasai bahasa Inggris
daripada bahasa ibu.
Pendidikan
adalah salah satu cara yang dilakukan oleh kaum kapitalism dalam mempengaruhi
kebijakan-kebijakan. Banyak mahasiswa-mahasiswa, dosen-dosen dan para ahli
pendidikan diberikan beasiswa belajar di Amerika yang kemudian secara tidak
langsung dapat mempengaruhi sistem pendidikan kita. Dan inilah yang sedang
terjadi, dimana sejak era presiden Habibie pendidikan kita berbasis pada
teknologi dan industri.
Menurut
saya, tidak apa jika pendidikan kita berbasis pada teknologi dan industri,
asalkan tidak menghilangkan nilai-nilai agama dan budaya. Dimana nilai-nilai
agama dan budaya tetap di prioritaskan dalam pelaksanaannya, khususnya pada
tingkat sekolah dasar (SD) sampai tingkat atas (SMA). Yang terjadi saat ini
adalah pendidikan berbasis teknologi dan industri di prioritaskan dengan
mengambil jatah jam pelajaran yang mengandung nilai agama dan budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar