Oleh Obi Ichwan Herdayanto
Filsafat
adalah berusaha menerjemahkan dan diterjemahkan segala hal yang ada dan yang
mungkin ada. Dalam filsafat setiap fakta adalah persoalan, karena disetiap
fakta-fakta yang telah didapat baik berasa dari sebuah intuisi maupun motif
selalu menghasilkan pemikiran yang bertentangan (anti-tesis). Oleh sebab itu
kebenaran dalam filsafat dapat dikatakan sebagai spekulatif.
Hasil pemikiran manusia dewasa ini
tidak mudah untuk dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam memecahkan
suatu permasalahan. Banyak faktor yang harus dilalui oleh seseorang sebelum
memberikan pandangan/ teori mengenai ilmu pengetahuan. Misalnya dalam penulisan
karya ilmiah, tidak semua hasil pemikiran manusia dapat dikatakan karya ilmiah.
Peraturan yang berlaku adalah dalam penulisan suatu karya ilmiah khususnya
ditingkat internasional seorang penulis harus memiliki tingkat pendidikan
strata tiga (S3) atau Professor. Hal ini agar tingkat akuntabilitas dari karya
ilmiah yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan dengan keilmuannya. Seorang
doctor/professor matematika dapat dipercaya karyanya jika menulis tentang
matematika, tetapi jika menulis tentang psikologi maka karyanya dapat diragukan
karena tidak sesuai dengan bidang keilmuannya.
Adapun contoh dari karya ilmiah
adalah: Buku dan jurnal yang telah terakreditasi atau makalah yang telah di
presentasikan dalam suatu seminar. Karya ilmiah yang telah diakui dapat kita
jadikan suatu referensi dalam pemecahan suatu masalah, khususnya dalam
penulisan skripsi atau tesis.
Dalam penulisan tesis sumber yang
kita kutip/ambil tidak boleh dari sembarang karya, hanya karya-karya yang
berasal dari pakar-pakar dibidangnyalah yang dapat kita jadikan suatu
referensi. Jika kita mengutip dari sumber yang tidak dapat dipercaya maka karya
yang kita hasilkan dapat diragukan bahkan tidak diakui keabsahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar