Ilmu-Iman
Ketika kita dilahirkan dengan keadaan "sempurna" (ibu dengan keadaan
lemah dan bahagia, ayah dengan keadaan sumringah, dan dengan keadaan
diri tanpa ada kekurangan alat dan fungsi tubuh), kita telah menjadi
pribadi yg bahagia.Seiring berjalannya waktu, manusia terkadang mengeluh akan hidupnya, mengatakan bahwa hidup tidak adil, Allah tidak sayang dengan kita, hingga terkadang meniadakan Allah. Apakah ini merupakan sifat manusia yang tidak pernah puas? karena pada dasarnya ketika kita membuka mata di pagi hari merupakan anugerah yang Tuhan berikan kepada kita walaupun pada hari-hari sebelumnya kita diberi cobaan yang begitu berat.
Jika Allah tidak sayang dengan kita, maka Allah tidak akan memberikan anugerah nafas. Tiada susah bagi Allah untuk melakukan apapun. Namun hal ini yang sering disepelekan oleh manusia. Ketika kita sudah di berikan pengetahuan, kesehatan, kita merasa diri kita besar. Kita mampu berdiri sendiri.
Ilmu tanpa iman adalah bencana, karena iman merupakan benteng kita dalam menjalani hidup.
Iman tanpa ilmu itu hampa. Benteng kokoh namun didalamnya tidak terdapat harta berharga, untuk apa?
Sebagai contoh, Nabi Muhammad SAW di turunkan oleh Allah SWT ke bumi ialah untuk menyempurnakan ajaran-Nya. Dan wahyu pertama yang Beliau terima yaitu Iqraa (baca). Ini membuktikan bahwa peran ilmu merupakan satu kesatuan dengan iman.
Allah tidak ingin manusia bodoh, manusia yang notabene khalifah bumi harus mampu menjaga dan melestarikan karunia Allah dengan ilmu pengetahuannya. Segala permasalahan hidup InsyaAllah ada jalan keluarnya, karena Allah tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan manusianya. Hanya manusia yang tidak pernah puas, selalu mendebatkan Allah dengan logikanya. Allah tidak untuk dicari ataupun diterjemahkan dengan ilmu pengetahuan, tetapi diyakini dengan iman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar